Jumat, 24 September 2010

jangan terlalu cepat menilai

Jangan Terlalu Cepat Menilai

detail_img

Sebut saja namanya X. Aku mengenalnya pada tahun pertama saat memasuki perkuliahan. Hari itu aku merasa X adalah pria yang hebat. Dia bercerita tentang banyak hal, tentang hubungannya dengan Tuhan, tentang pelayanannya dan tentu saja tentang hidupnya. Jujur saja aku mengaguminya.
Beberapa waktu berjalan, sampai akhirnya sebuah kejadiaan membuat semua penilaianku tentangnya berubah. X berpacaran dengan seorang gadis yang berbeda iman. Selain itu ia juga mengadu domba beberapa temanku sampai mereka bertengkar. Sejak kejadian itu, aku kecewa dan menjauhinya. Pernah sesekali berniat untuk menegurnya, tapi kesempatan itu tidak pernah kujalani. Dua tahun berlalu aku berjalan dalam penilaian burukku itu. Setiap melihatnya, ada sebuah perasaan yang membuatku memegahkan diri, seakan-akan mengatakan bahwa aku lebih baik dari dirinya.
Sampai suatu hari aku dan beberapa kawanku diajak mengikuti sebuah ibadah. Hari itu X menjadi pembawa firmannya. Aku rasa ini bukan suatu kebetulan aku ada di sana.
Saat ia mulai berbicara, ia memulainya dengan sebuah pengakuan. Ia menceritakan hidup yang selama ini dijalaninya. Tuhan sedang menegurku. Pernyataannya membuat semua penilaianku tentangnya hancur. Dia menceritakan semua beban dan pergumulan yang selama ini ditanggungnya. Bahkan ia menceritakan alasan dibalik tindakannya berpacaran dengan gadis itu. Saat dahulu aku menilainya, itu adalah saat-saat dimana Tuhan sedang memberinya sebuah proses pembentukan. Dan kini aku tahu bahwa dia telah menang dari prosesnya. Semua rintangan yang dihadapinya sangatlah sulit, tapi sekarang dia telah berpisah dari gadis itu dan melayani Tuhan dalam kebenaran. Aku sangat bangga padanya. Tanpa kejadian ini, mungkin penilaianku tentangnya akan masih salah. Tapi beruntung, Tuhan menyadarkanku. Membuatku melihat apa yang dilihat-Nya, yaitu Hati. Aku tahu Tuhan sangat mengasihi X, karena Tuhan disalibkan tidak hanya untukku, tapi juga untuknya.
Hari itu aku belajar bahwa untuk menilai seseorang, kita tidak bisa hanya dengan melihatnya dari jauh. Untuk menilai seseorang kita harus mengenalnya lebih dekat dan menjadi seorang sahabat. Seorang bijak pernah berkata, "Don't judge a book by its cover". Itu benar, tapi hari itu aku mengatakan, "Don't judge a book before you read it until the end".
Tuhan telah mengubah cara pandangku. Bagaimana dengan Anda?
Roma 14:4, "Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri karena Tuhan berkuasa menjaga ia tetap berdiri."
Sumber : Karina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar